Abdullah bin Umar r.a. berkata: Umar bin
Al-Khatthab r.a. bertanya kepada Nabi saw. bahwa sering janabat di waktu
malam. Maka Nabi saw. bersabda padanya: Basuhlah kemaluanmu, lalu wudhu
kemudian tidurlah. (Bukhari, Muslim).
179. Anas r.a. berkata: Ada kalanya Nabi saw. pada
suatu malam keliling pada semua istrinya, sedang beliau mempunyai
sembilan istri. (Bukhari, Muslim).
177. Ibn Umar r.a. berkata: Umar bin Al-Khatthab
r.a. bertanya pada Rasulullah saw.: Bolehkah seorang tidur sedang ia
junub? Jawab Nabi saw.: Ya, jika ia berwudhu maka boleh tidur dalam
keadaan junub (janabat). (Bukhari, Muslim).
176. ‘Aisyah r.a. berkata: Adalah Nabi saw. jika
akan tidur dengan janabat, maka beliau membasuh kemaluannya dan wudhu
sebagaimana wudhu untuk shalat. (Bukhari, Muslim).
(Cairan keluar dari kemaluan ketika naik syahwat atau karena sangat panas)
175. Ali r.a. berkata: Aku biasa keluar madzi, dan aku merasa malu untuk menanyakan hukumnya kepada Nabi saw. Maka aku menyuruh Al-Miqdad bin Al-Aswad untuk menanyakanny. Maka dijawab oleh Nabi saw.: Hanya wajib wudhu. (Bukhari, Muslim).
Yakni tidak wajib mandi sebagaimana jika keluar mani.
175. Ali r.a. berkata: Aku biasa keluar madzi, dan aku merasa malu untuk menanyakan hukumnya kepada Nabi saw. Maka aku menyuruh Al-Miqdad bin Al-Aswad untuk menanyakanny. Maka dijawab oleh Nabi saw.: Hanya wajib wudhu. (Bukhari, Muslim).
Yakni tidak wajib mandi sebagaimana jika keluar mani.
172. ‘Aisyah r.a. berkata: Adakalanya Nabi saw.
ketika di masjid memasukkan kepalanya ke rumahku untuk aku sisirkan
rambutnya, sebab jika ia sedang i’tikaf di masjid tidak pulang ke rumah
kecuali untuk berhajat (buang air), atau hajat yang sangat penting.
(Bukhari, Muslim).
173. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. bersuka-suka padaku sedang aku haid, dan ada kalanya ia mengeluarkan kepala dari masjid ketika i’tikaf ke rumahku untuk aku siram sedang aku haid. (Bukhari, Muslim).
Yakni terhadap istri yang sedang haid boleh bersuka-suka dalam segala bentuk kecuali bersetubuh (jimak) saja yang dilarang.
174. ‘Aisyah r.a. berkata: Ada kalanya Nabi saw. bersandar di pangkuanku ketika aku sedang haid, kemudian membaca Al-Quran. (Bukhari, Muslim).
173. ‘Aisyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. bersuka-suka padaku sedang aku haid, dan ada kalanya ia mengeluarkan kepala dari masjid ketika i’tikaf ke rumahku untuk aku siram sedang aku haid. (Bukhari, Muslim).
Yakni terhadap istri yang sedang haid boleh bersuka-suka dalam segala bentuk kecuali bersetubuh (jimak) saja yang dilarang.
174. ‘Aisyah r.a. berkata: Ada kalanya Nabi saw. bersandar di pangkuanku ketika aku sedang haid, kemudian membaca Al-Quran. (Bukhari, Muslim).
170. Ummu Salamah r.a. berkata: Ketika aku bersama
Nabi saw. dalam satu selimut, tiba-tiba aku haid, maka aku keluar dari
selimut berganti dengan kain haid (pakaian untuk haid), maka ditanya:
Apakah engkau haid? Jawabku: Benar, lalu Nabi saw. memanggil aku supaya
kembali ke dalam selimut. (Bukhari, Muslim).
171. Ummu Salamah r.a. berkata: Aku mandi janabat bersama Nabi saw. dari satu bejana. (Bukhari, Muslim).
171. Ummu Salamah r.a. berkata: Aku mandi janabat bersama Nabi saw. dari satu bejana. (Bukhari, Muslim).
169. Maimunah r.a. berkata: Rasulullah saw. jika akan tidur dengan istrinya yang sedang haid, maka disuruh supaya bersarung (yakni mempererat ikatan sarungnya). (Bukhari, Muslim). Maimunah r.a. ini juga istri Nabi saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar